Dihadiri oleh sekitar 300 karyawan INNA Grand Bali Beach, Bapak Anand Krishna memulai wacana beliau dengan sebuah
joke. “Kalau berbicara masalah
interfaith, maka tempat yang paling universal adalah toilet umum. Kenapa?”, tanya beliau. “Karena di toilet umum kita bisa kencing bersama, tidak memandang agama dan suku. Tapi Alhamdulliah kita sekarang bisa berkumpul disini dari berbagai latar belakang”
Menurut Bapak Anand Krishna, bicara masalah
interfaith ini adalah erat hubungannya dengan membangun sesuatu. Dan, kalau ingin membangun sesuatu, kita harus melihat pondasi kita seperti apa. Apakah pondasi yang kita miliki ini kuat atau tidak. Kalau tidak kuat jangan-jangan apa yang kita bicarakan nanti tidak ada gunanya. Apakah pondasi yang kita miliki cocok atau tidak untuk
interfaith.
Untuk itu Bapak Anand Krishna mengajak kembali kita untuk menoleh kembali pondasi kita, sejarah bangsa kita.
Beliau memulai dengan memberikan beberapa fakta-fakta seperti, Indonesia adalah negara dengan 17.508 pulau, hanya 6 ribuan yang dihuni. Tidak ada negara manapun di dunia dengan pulau sebanyak itu. Sistem negara lain tidak bisa ditiru di negeri kita. Kita harus punya referennsi sendiri tentang sistem negara kita. Dengan penduduknya sekitar 200-an juta orang maka Indonesia memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Jumlah umat Islam Indonesia adalah yang terbanyak di dunia. Jika dibandingkan dengan Timur Tengah, jumlah umat Islam disana hanya sepertiga dari umat Islam yang ada di Indonesia. Sambil bercanda beliau berkata bahwa yang berhak memegang kunci ka’bah adalah umat Islam Indonesia, bukan Arab Saudi.
Ditambahkan pula bahwa Jawa adalah pulau yang paling terpadat penduduknya di seluruh dunia. Dan Indonesia adalah negara terkaya nomor dua setelah Brazil. Sampai detik ini setelah dijarah, diambil kekayaannya oleh pihak asing kita tetap kaya. Dengan jumlah penduduk 237 juta orang Indonesia menjadi negara nomor empat terpadat penduduknya di dunia. Juga, Indonesia adalah negara terluas ke enam belas di dunia. Dan memiliki 300 suku bangsa dengan 742 bahasa yang ada di kepulauan kita.
Bahwa dua juta tahun yang lalu di Solo, Sangiran, sudah ada manusia. Beberapa abad sebelum masehi kita sudah berdagang dengan India dan Cina, artinya kita sudah memiliki perdagangan internasional. Sejak abad ke 8 kita telah mengenal sistem subak, sistem padi, bercocok tanam. Sejak abad pertama kita sudah mengenal tatanegara, sementara itu Eropa belum lahir. Hingga 1200 tahun yang lalu Timur Tengah masih jarah menjarah...
Kira-kira 14 ribu tahun yang lalu terjadi letupan dan menghasilkan dananu Toba, letupan setelah itu adalah Krakatau pertama. Letupan-letupan antara empat belas ribu sampai enam ribu tahun yang lalu itulah yang menciptakan tujuh belas ribu pulau. Enam ribu tahun yang lalu terjadi tsunami dengan gelombang 130 m. Yang sampai sekarang data-datanya masih ada dari
land mass kita. Lima ribu tahun yang lalu terjadi perang nuklir di India. Dan pada saat itu ada orang dari Jawa Timur ikut mengambil bagian dalam perang itu. Dia adalah Gatotkaca. Di India tidak ada nama Gatot. Tentu dia juga membawa senjata nuklir ke sana. Indonesia ini adalah
Sundaland. Sudah ada di Ramayana 10 ribu tahun yang lalu.
Adalah Prof. Arysio Santos, dia menjelaskan tentang sejarah kita yang sesungguhnya. Dengan keragaman seperti ini. Maka motto Bhinneka Tunggal Ika menjadi natural. Dan Pancasila adalah sari pati budaya Indonesia. Terjemahan Binneka Tunggal Ika menjadi
Uniny in Diversity adalah keliru. Hal ini menciptakan toleransi dan bisa dijadikan ideologi, dimana kata tolerasi ini adalah kata yang jelek, kamu lebih jelek dari saya, saya terima saja.
Terjemahan yang mungkin pas adalah
Appearing as many, but essencially one. Kelihatannya berbeda-beda tapi hakekatnya satu. Filosofi kita adalah apresiasi, saya menerima kamu sebagai kamu adanya dan saya menerima perbedaan di antara kita. Saya bisa dibuat membenci anda tapi kalau saya tahu, baru saya bisa apresiasi. Agama saya yang terbaik itu toleransi tetapi, apresiasi adalah agama saya tidak lebih baik dari pada agama kamu.
Tadi kita bicara tentang
interfaith.
Interreligious adalah sesuatu yang mempertemukan, sesuatu yang mengikat. Sekarang dikaitkan dengan lembaga keagamaan. Kalau
faith tidak ada pelembagaan, adalah sesuatu yang pribadi. Meskipun agama kita sama, tapi pemahaman kita adalah individu. Kalau bicara tentang
interfaith kita bicara enam miliar kepercayaan. Dan setiap manuasia adalah unik.
Bapak Anand Krishna kemudian menyinggung mengenai Pancasila. Pancasila adalah
the state ideologi. Istilah yang digunakan adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan, bukan Tuhan. Karena kalau sudah bicara tentang Tuhan, sudah pasti kita tidak bisa berkata apa-apa lagi, tetapi kalau ketuhanan, kita bicara tentang sifat-sifat Tuhan.
Humanity, kemanusiaan, persatuan bangsa. Kemudian demokrasi. Demokrasi kita adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan,
democracy guided by inner wisdom. Dan yang terakhir adalah keadilan sosial,
social justice.. Empat sila yang lainnya merupakan penjabaran dari sila pertama. Interaksi secara sosial ke empat sila dari Pancasila yang merupakan penjabaran dari sila pertama ini bisa diterima oleh semua agama, kepercayaam yang manapun juga.
Sumber: http://www.akcbali.org/index.php?option=com_content&view=article&id=241:admin&catid=1&Itemid=54