Hidup membutuhkan ketegasan

Hidup membutuhkan ketegasan. Ketegasan air yang mengalir terus. Ketegasan api yang membakar dan menghangati. ketegasan angin yang selalu beritup. Tanpa ketegasan niat, hidup kehilangan makna. (Anand Krishna - www.anandkrishna.org)

Jadilah Kreatif

Jadilah kreatif, jangan menyontek/meniru. Kreatifitas adalah modal yang akan berkembang terus, sebagaimana meniru adalah kerugian yang akan bertambah terus. (Anand Krishna - www.anandkrishna.org)

Kau adalah penentu nasibmu sendiri

Kenapa mesti menangisi nasib? Kau adalah penentu nasibmu sendiri. Apa yang kau alami saat ini adalah akibat dari perbuatanmu di masa lalu. Apa yang kau buat hari ini, menentukan nasibmu esok. (Anand Krishna - www.anandkrishna.org)

Kenalilah budaya sendiri

Mereka yang tidak mengapresiasi budaya sendiri adalah orang-orang tanpa budaya. Olesan tebal budaya asing tidak pernah mempercantik wajah kita. Kenalilah budaya sendiri untuk menemukan jati diri! (Anand Krishna - www.anandkrishna.org)

Mari membenahi diri

Kekerasan yang tejadi di luar dan dilakukan oleh siapapun jua adalah proyeksi dari kekerasan yang ada didalam diri kita masing-masing. Marilah kita semua membenahi diri. (Anand Krishna - www.anandkrishna.org)

Friday, January 13, 2012

Total Success: Meraih Keberhasilan Sejati

Total  Success – Meraih Keberhasilan Sejati

oleh Anand Krishna

***
Buku ini menguak rahasia Keberhasilan Sejati. Keberhasilan Luar Dalam, dari para tokoh awal yang dirujuk sebagai Pemegang Kunci Rahasia Keberhasilan:
Napoleon Hill, Dale Carnegie dan Shankara. Belajar dari mereka yang berkilau di bawah sorot matahari dan cemerlang dalam kegelapan, raihlah Keberhasilan Sejati Anda.

Saya tidak mengukur keberhasilan seseorang dari ketinggian yang telah dia daki, tetapi dari kemampuannya untuk bangkit kembali setiap kali ia jatuh dan menyentuh dasar.
George S. Patton
Manusia mirip dengan kaca patri pada daun jendela.
Dia selalu berkilau karena sinar matahari.
Namun, saat gelap, keindahannya hanya muncul bila ada cahaya dari dalam.
Elizabeth Kubler Ross
***
Tulisan di atas  adalah , kutipan dari sampul buku: Total  Success – Meraih Keberhasilan Sejati , ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama. (2008)

Be The Change!

Be The Change! 

Mahatma Gandhi’s Top 10 Fundamentals for Changing the World 

(Menghidupi Kebijaksanaan Mahatma Gandhi)

ditulis oleh Anand Krishna

***
Terkesan sangat sangar dan berani, kekerasan sesungguhnya adalah wujud dari sikap pengecut dan tak percaya diri. Orang cerdas mengerti paradoks ini: hanya orang yang benar-benar pemberani yang akan memeluk Prinsip Tanpa Kekerasan. Buku ini menampilkan 10 Prinsip Ahimsa Mahatma Gandhi yang akan membuat hidup kita menjadi bermakna.
***
Prinsip Tanpa Kekerasan adalah etika tertinggi, yang merupakan tujuan seluruh evolusi. Selama kita masih melakukan kekerasan terhadap sesame manusia, kita tidak lebih baik dari binatang buas.
– Thomas Edison
***
Islam adalah agama yang mengajarkan prinsip Tanpa Kekerasan. Menurut Al Quran, Tuhan tidak menyukai fasad, kekerasan.
-          Maulana Wahiduddin Khan
***
Buku Anand Krishna ini amat membesarkan hati dan bermanfaat sabagai panduan bagi segenap anak bangsa dan umat untuk melakukan transformasi.
-          Dr.H.Hamim Ilyas,M.A.
Asisten Direktur Program Paskasarjana, UIN Sunan Kalijaga Yoyakarta
***
Selamat mencermati mutiara dari Sang Mahatma agar menjadi lebih bijak dalam menghadapi segala tantangan yang kita hadapi.
-          Sudharmadi WS
Dosen, Mantan Deputi Menko Polhukam, dan staf Ahli Mentri
***

Sebuah buku yang indah, gampang dibaca, tetapi mendalam gemanya apabila kita mau membuka hati kita.
-          Prof.Dr.Franz Magnis Suseno,SJ
Filfuf dan Pastur
***
Tulisan di atas  adalah kutipan dari sampul bukuBe The Change! - Mahatma Gandhi’s Top 10 Fundamentals for Changing the World” (Menghidupi Kebijaksanaan Mahatma Ghandi), ditulis oleh Anand Krishna. Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama. ( 2008 )

Be Happy !

Be Happy – Jadilah Bahagia dan Berkah bagi Dunia

ditulis oleh Anand Krishna

***

Dalam bagian pertama buku ini, kita akan berusaha untuk menemukan definisi kebahagiaan yang cocok bagi kita. Saya sengaja tidak memberikan kesimpulan yang baku. Buku ini adalah sebuah workbook – buku kerja. Kita harus bekerja untuk menemukan sendiri definisi dan kesimpulan yang cocok bagi kita.
Sebagaian besar dari artikel-artikel dalam bagian pertama buku ini telah muncul di Koran daerah, seperti Jawa Pos, Radar Bali (Bali), Kedaulatan Rakyar (Yogyakarta), dan Suara Merdeka (Semarang), namun karena keterbatasan ruang hampir semua artikel mesti melewati proses editing, baik oleh penulis mau pun oleh editor. Dalam buku ini, saya memberikan the uncut version, versi utuh sebelum diedit, karena keterbatasan ruang serta keterbatasan lain yang ada di Koran-koran itu bisa diatasi di sini. [...]
…,apakah kenikmatan indra dan kenyamanan jasmani itu tidak penting? Penting juga! Kita hanya perlu menyadari bahwa semuanya itu “tidak dapat” membahagiakan. Silakan memanjakan diri dengan segala macam sarana yang dapat membuat tubuh nyaman dan memberi kenikmatan pada indra. Tidak ada yang salah dengan semuanya itu, asal kita ingat bahwa srana-sarana itu tidak kekal, tidak abadi sehingga tidak dapat membahagiakan manusia untuk selamanya.
Bila hal ini tidak kita sadari, kita bisa terjebak untuk mencari kebahagiaan dari benda-benda dan sarana-sarana di luar diri. Kita menyalahartikan kenikmatan indra dan kenyamanan tubuh sebagai kebahagiaan. Kemudian, ketika [...]
Bahagia dan derita adalah pilihan bebas kita. Pilihlah bahagia,
dan singkirkan penghalangnya, maka hidup Anda akan menjadi sebuah perayaan,
dan diri Anda pun akan menjadi Berkah bagi dunia.
Bila kamu ingin orang lain bahagia, prakteikan belarasa.
Bila kamu ingin bahagia, praktikkan belarasa.
Dalai Lama
Kebahagiaan adalah milik orang yang merasa diri kecukupan.
Aristoteles
Kebahagiaan akan memelukmu bila karya dan katamu menguntungkan dirimu dan orang lain.
Buddha
Kebijakan adalah bagian terpenting dalam kebahagiaan.
Spohocles
***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari sampul buku berjudul: ” Be Happy, Jadilah Bahagia dan Berkah bagi Dunia, ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT  Gramedia Pustaka Utama.

Fear Management: Mengelola Ketakutan, Memacu Evolusi Diri

Fear Management – Mengelola Ketakutan, Memacu Evolusi Diri

ditulis oleh Anand Krishna

***
Selama ini rasa takut kita terima sebagai sesuatu yang mutlak, tak terhindarkan. Psikologi modern bahkan menegaskan rasa takut sebagai sumber energy untuk fight or flight, melawan atau melarikan diri. Ketika kita menghadapi bahaya, rasa takut secara spontan mendorong kita untuk melawan atau melarikan diri.
Rasa takut atau FEAR sebenarnya adalah False Emotion Appearing Real - Emosi palsu yang Terkesan Nyata. Senagai mahluk yang lebih mulia daripada binatang, kita dapat mengelola rasa takut kita untuk mencapai puncak evolusi diri kita.
Seorang bijak menerjemahkan ketakutan atau dalam bahasa Inggris, FEAR sebagai singkatan dari False Emotion Appearing Real – Emosi Palsu yang Terkesan Nyata.
Persis seperti “gelombang” laut. Apakah gelombang itu dapat dipisahkan dari laut? Apakah gelombang itu memiliki eksistensi di luar laut? Tidak. Sesungguhnya gelombang itu hanyalah sebuah sebutan. Gelombang itu tidak terpisah dari laut. Gelombang itu adalah laut. Sesungguhnya gelombang itu tidak ada; yang ada hanya laut. Kendati demikian, kita memperoleh kesan seolah gelombang itu ada. [...]
Marilah main-main dengan istilah management. Ada arti yang tersirat di situ…man-age-ment… Man berarti “manusia”. Age berarti “usia”, dan ment mengindikasikan adanya “proses”. Management berarti Proses Peng-”usia”-an atau Pendewasaan Manusia.
Jika age diartikan sebagai “zaman”, management juga dapat diartikan sebagai Proses Penyelarasan Manusia dengan Zaman.
Proses ini, dan sesungguhnya setiap proses, membutuhkan keahlian. Ya, keahlian untuk menjalankan proses dengan sebaik mungkin, supaya hasilnya sesuai dengan tujuan proses – itulah Management.
Dalam hal ini, tujuan proses yang akan kita jalani adalah: pendewasaan diri, dan penyelarasan dengan zaman, dengan alam, dengan semesta. Pendewasaan inilah yang kemudian membebaskan kita dari emosi yang palsu, yang biasa disebut “rasa takut”. [...]
Mereka yang malas mengharapkan zaman berubah. Mereka yang rajin mengubah diri dan menyebabkan terjadinya perubahn pada zaman.
Dunia kita terbagi dalam dua kelompok besar ini. Pertama, kelompok yang malas dan mengharapkan perubahan. Kedua, kelompok yang rajin dan menyebabkan terjadinya perubahan. Celakanya, kelompok pertama selalu mayoritas. Dominasi mereka tidak pernah surut. Jumlah para pemalas selalu lebih banyak. Banyaknya jumlah pemalas itu telah mempengaruhi seluruh budaya kita, peradaban kita, agama dan kepercayaan kita. Lebih banyak diantara kita yang “berharap” daripada yang bekerja untuk mewujudkan harapan itu [...]
***
Tulisan di atas  adalah kutipan dari sampul buku berjudul: Fear Management – Mengelola Ketakutan, Memacu Evolusi Diri, ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama.

Life Workbook: Melangkah dalam Pencerahan

life work bookLife WorkbookMelangkah dalam Pencerahan, Kendala dalam Perjalanan, dan Cara Mengatasinya

oleh Anand Krishna

***
[...] Untuk Anda yang belum sempat membaca ulasan terhadap karya Mahaguru Shankara itu, saya ringkaskan lima topik yang dibahas di sana, yaitu:
1.       Kenalilah Dirimu
2.       Jagalah Pergaulanmu
3.       Pertahankanlah Kesadaranmu
4.       Tekun dan Bersemangatlah Selalu
5.       Berkaryalah Sesuai dengan Kesadaranmu
Buku ini adalah semacam work book atau Panduan Praktis untuk mempraktikkan kelima langkah tersebut. Dalam buku terdahulu, kita membaca tentang 40 kebiasaan orang-orang yang Tercerahkan, sedangkan dalam panduan ini kita akan membaca tentang 14 kebiasaan, atau lebih tepatnya kelemahan, kesalahan yang dapat menghalangi, memustahilkan atau meniadakan pencerahan.[...]
Buku panduan ini dimaksudkan untuk lebih membumikan 5 Langkah Menuju Kesadaran yang disarikan dari karya Mahaguru Shankara (baca  : “5 Steps to Awareness – 40 Kebiasaan Orang yang Tercerahkan, Karya terakhir Mahaguru Shankara “Saadhanaa Panchakam“. Saduran dan Ulasan dalam Bahasa Indonesia  oleh Anand Krishna . Diterbitkan oleh: PT. Gramedia Pustaka Utama)
, karena jalan menuju pencerahan tidak mulus dan tidak mudah. Ada banyak rintangan yang menghadang.
Buku ini dimaksudkan untuk membantu kita mengatasi rintangan yang ada, yaitu 14 kelemahan yang menjadi kendala dalam perjalanan kita menuju puncak ketinggian:
Naastikyam, tidak percaya diri
Anritam, bohong, tidak jujur
Krodham, amarah
Pramaadam, abai, tidak peduli
Dirghasutam, kebiasaan menunda
Adarshanam Gyaanavataam, sembarangan bergaul
Aalasya, sikap malas
Pancha Vratitam, terbawa nafsu
Ek Chintanataa-marthaanaam, kurang pertimbangan
Anartha-Gyeshcha Mantranaam, minta nasihat dari mereka yang tidak kompeten
Nishchitaanaam Anaarambham, tidak menindaklanjuti perencanaan yang sudah dibuat
Mantrasyaa-pari-rakshanam, tidak bisa menyimpan rahasia
Mangaladi Aprayogam, tidak mengindahkan praktik terbaik
Pratyut-thaanam Cha Sarvatah, menciptakan konflik, mencari gara-gara.

Disertai dengan tuntunan praktik life management, kita akan lebih mudah mengendalikan pikiran dan emosi kita.
***
Tulisan di atas adalah kutipan-kutipan dari sampul buku “Life Workbook – Melangkah dalam Pencerahan, Kendala dalam Perjalanan, dan Cara Mengatasinya, ditulis oleh Anand Krishna. Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama.

5 Steps to Awareness: 40 Kebiasaan Orang yang Tercerahkan

steps5 Steps to Awareness 

 40 Kebiasaan Orang yang Tercerahkan

Karya terakhir Mahaguru Shankara “Saadhanaa Panchakam

Saduran & Ulasan dalam Bahasa Indonesiaoleh Anand Krishna

***
Saadhanaa Panchakam adalah karya klasik yang banyak dirujuk oleh penyelam kedalaman, penimba makna, dan pencari kebenaran. Karya terakhir Mahaguru Shankara ini memaparkan Lima Langkah Menuju Pencerahan dan Empat Puluh Kebiasaan Orang yang Tercerahkan. Selami karya ini dan songsong pencerahan Anda!
Segala pengetahuan yang kami peroleh lewat guru kami, Shivasoma, berasal dari Guru Besar Bhagavan Shankara yang selalu dikerumuni oleh para pencari kebenaran.
Indravarman, Raja Sriwijaya
Dari prasasti abad ke tujuh atau delapan masehi
Ditemukan di Kambodia
Dalam usianya yang masih sangat muda, hanya 32 tahun, pemuda ajaib ini telah menyelesaikan tugasnya. Para pemikir lain barangkali baru memulai karir mereka di usia itu. Dalam diri Shankara, Kejeniusan Bangsa Hindia Bangkit kembali!
Margaret Nobel
Bangsawan Inggris,
Penulis dan Murid Swami Vivekananda
***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari sampul buku berjudul ” 5 Steps to Awareness- 40 Kebiasaan Orang yang Tercerahkan, Karya terakhir Mahaguru Shankara “Saadhanaa Panchakam“. Saduran dan Ulasan dalam Bahasa Indonesia  oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama.

The Gita of Management: Panduan bagi eksekutif Modern

Gita of ManagementThe Gita of Management- Panduan bagi Eksekutif Muda Berwawasan Modern

ditulis oleh Anand Krishna

***
Zaman telah berubah.
Para eksekutuf bisnis kini meninggalkan ajaran seni berperang Sun Tzu
Dan beralih mengikuti petunjuk Bhagavad Gita yang penuh kedamaian.
( Business Week Edisi Indonesia/ 15-22 November 2006)
… Adalah kecelakaan bagi umat manusia, bagi manusia modern, bagi Orang Indonesia yang belakangan ini lebih menggemari kebijakan Sun Tzu dalam hal bermanajemen, daripada mencari referensi dari khazanah budaya sendiri.
Sri Krishna dan Bhagavad Gita berasal dari budaya kita sendiri, dari Budaya Nusantara yang menjadi bagian dari Peradaban Sindhu. Peradaban ini oleh sejarawan Arab disebut Hindu, oleh barat disebut Indo, Indies, Hindia, Indo dan sebaginya.
Kita tidak sedang berbicara tentang apa yang sekarang disebut “Agama Hindu”. Kita sedang berbicara tentang budaya Indo, tentang nilai-nilai luhur yang terdapat dalam kearifan local kita sendiri. [...]
Sun Tzu mewakili manusia primordial, dimana hukum yang berlaku adalah fight or flight, melawan untuk keluar sebagai pemenang, atau melarikan diri dari medan laga. Berbasiskan konsep dasar itu ia menyusun Seni Perang, untuk memberi kita kemenangan, dan orang modern dengan antusias menerapkannya dalam bisnis.
Sun Tsu adalah sebuah kemerosotan dari kebijaksanaan klasik, dan kita perlu naik kembali ke ketinggian itu: Kebijaksanaan Sri Krishna. Untuk itu, buku ini akan memandu pendakian Anda.
Zaman telah berubah. Para eksekutif bisnis kini meninggalkan ajaran seni perang Sun Tzu…Era ketika Gordon Gekko, tokoh dalam film Wall Street, dengan bangga mengutip Sun Tzu telah pudar. Bhagavad Gita menggeser posisi The Art of War sebagai referensi manajemen.
  • - Business Week Indonesia
Sun Tzu masih berkuasa di Cina. Lahir lebih dari 500 tahun sebelum Era Masehi, berarti kira-kira 2500 tahun yang lalu, ia masih hidup, masih kuat, masih Berjaya.
Pertanyaannya, seberapa bergunanya ajarannya bagi kita? Apakah berguna atau justru membahayakan kehidupan kita? Siapakah sesungguhnya Sun Tzu itu?
***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari sampul buku berjudul: ” The Gita of Management- Panduan bagi Eksekutif Muda Berwawasan Modern, ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama.

A New Christ

A New ChristA New Christ

Buku terbaik dari penulis The Science of Getting Rich Menjadi Sumber Inspirasi The Secret

Wallace D.Wattles

Terjemahan bebas, Re-editing, dan Catatan oleh

Anand Krishna

***
“Yesus memberi tanpa mengharapkan imbalan. Ia tidak peduli akan latar belakang kepercayaan sang penerima. Aku yakin bila Ia berada di tengah kita saat ini, Ia akan memberkahi setiap orang yang menjalani ajaran-Nya, dan mencintai sesama mahluk, walau orang itu tidak pernah bertemu, bahkan mendengar nama-Nya.”
- Mahatma Gandhi -
***
Wallace D.Wattles adalah menulis The Science of Getting Rich (1910) yang menjadi dasar pemikiran buku laris awal milenium ini, The Secret, karya Rhonda Byrne. Namun karya monumental Wattles yang sesungguhnya bukanlah buku yang bernuansa materialistik itu, namun A New Christ (1905), yang bersama penulisnya yang lain, Jesus, The Man and His Works, diterjemahkan, disunting ulang, serta diulas oleh Anand Krishna.
Dalam kedua buku yang disebut terakhir itulah Wattles muncul sebagai sosok seorang visioner, seorang rasul seperti para rasul dalam Alkitab, seorang murid yang hendak mengikuti jejak gurunya. Dan, kedua buku itulah yang menjelaskan Law of Attraction – Hukum Ketertarikan yang sesungguhnya. Lewat tafsirnya mengenai diri dan ajaran Yesus, Wattles tampak meraih kekayaan dan kebahagiaan sejati seperti yang disebut oleh Yesus: hidup dalam “Kerajaan Allah”.
Tidak ada yang tidak bisa dilakukan atau dicapai oleh manusia jika ia bermanunggal dengan Sang Kuasa dalam Kerajaan Allah di sini, di dalam dirinya. Dia akan seperti anak-anak: ceria, sukacita, polos tapi tidak bodoh, bersahaja tetapi tidak naif, dan tidak terikat pada apa pun. Dalam kemanunggalan itulah muncul kasih Tanpa Syarat, Kebahagiaan Kekal Tertinggi, dan Keceriaan Abadi. Pada tataran itu kita akan mampu mengasihi sesama, mampu berbuat baik bagi semua.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan dari sampul buku berjudul: ”A New Christ”. Terjemahan bebas, Re-editing, dan Catatan oleh Anand Krishna. Diterbitkan oleh: PT. Gramedia Pustaka Utama - 2010.

The Ultimate Learning: Pembelajaran untuk Berkesadaran

LearningThe Ultimate Learning

Pembelajaran untuk Berkesadaran

oleh Anand Krishna

***
Seorang lelaki berusia 70 tahun berangkat seorang diri dari India dengan menggunakan kapal laut menuju Amerika tanpa bekal, tanpa kenalan, demi memenuhi keinginan guru spiritualnya untuk menyebarkan Berita Baik Kesadarn Kasih. Lelaki itu adalah Abhay Charanaravinda Bhaktivedanta Swami Prabhupada ( 1 September 1896-14 November 1977). Kelak dikenal sebagai pendiri International Society for Krishna Conciousness. Darimana dia memperoleh kekuatan untuk melakukan perjalanan itu?
Ajaran dan kehidupan Chaitaya-lah yang menjadi pendorong  batin Prabhupada. Chaitaya berate “Kesadran”, yaitu Kesadaran akan Kasih Ilahi, Kesadaran akan kasih terhadap sesama mahluk, Kesadaran akan kebersamaan seluruh umat manusia. Sri Chaitaya Mahaprabhu meninggalkan 8 ayat kesadaran, the Ultimate Learning-pembelajaran tertinggi – bagi kita semua. Shiksha Shatakam, kumpulan 8 ayat ini, bias menjadi pemandu bagi setiap panembah, setiap bhakta.
Kendati demikian, persis seperti ilmu-ilmu tinggi lainnya, pembelajaran ini pun menuntut kualifikasi awal, yaitu keterbukaan diri kita untuk menemukan jati diri, untuk menemukan sumber kesadaran di dalam diri, untuk menemukan kasih dan cinta sejati. Ayat-ayat pembelajaran ini ditunjukan kepada mereka yang tidak puas dengan identitas semua pemberian dunia dan siap menemukan identitas diri yang sebenarnya.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari sampul buku: “The Ultimate Learning, Pembelajaran untuk Berkesadaran ”. Ditulis oleh Anand Krishna. Diterbitkan oleh: PT. Gramedia Pustaka Utama. (September 2010)

Youth Challenges & Empowerment

Youth

Youth Challenges and Empowerment

Taklukkan Tantangan dan Berdayakan Dirimu

Ditulis oleh Anand Krishna

***
Program Youth Empowerment bikin aku ngerti kalo kita, pemuda pemudi Indonesia , emang wajib dan kudu hukumnya berkarya buat bangsa. Kalo bukan kita yang muda-muda, siapa lagi?
Udah gitu, program ini gak Cuma bikin kita ngerti, tapi juga ngajarin kita cara berkarya buat bangsa. Program ini bikin kita bersemangat untuk berkarya, disiplin, dan membantu mengembangkan potensi diri. Seru banget kan? Nah, udah saatnya kita pemuda dan pemudi bangkit untuk kejayaan Indonesia!
-          Gilang Nadia Putri, Mahasiswi
Peringatan bagi Orang Tua: Jangan biarkan purta-putri Anda membaca buku ini bila Anda mengharapkan kepatuhan buta dari mereka. Jangan biarkan mereka terpengaruh oleh isi buku ini, yang dapat membuat mereka menjadi mandiri seketika, sekarang dan saat ini juga.
Peringatan bagi kaum muda: Bacalah buku ini bila kau merasa tidak puas dengan apa yang kau dengar dan yang kau lihat di sekitarmu. Bacalah buku ini bila kau tertantang untuk mengubah keadaan dengan terlebih dahulu merubah dirimu. Bacalah buku ini bila kau memiliki keinginan yang membara untuk mengantar bangsamu pada masa depan yang lebih cemerlang daripada masa lalunya. Bacalah buku ini bila kau ingin mandiri, percaya diri, dan mengembangkan potensi diri!
Penulis dan Penerbit  buku ini tidak bertanggungjawab atas perubahan yang terjadi pada diri pembaca buku ini, yaitu ia lebih mementingkan keluarga besar bangsa dan warga sedunia di atas kepentingan keluarga kecil dan kepentingan kelompok tertentu.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan dari sampul buku: Youth Challenges and Empowerment-  Taklukkan Tantangan dan Berdayakan Dirimu, ditulis oleh  Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama – (2010)

Misteri Air (bersama Kawan-kawan)

misteri airMengungkap Misteri Air

ditulis oleh Anand Krishna bersama Teman-teman

***
Sudah begitu banyak penemuan ilmiah dalam bidang sains yang dilakukan sejumlah orang, yang mengantar manusia pada peradaban modern selama dua abad terakhir ini. Berbagi bentuk teknologi yang menyertai kita sekarang – mulai dari komputer, telpon genggam, internet, hingga pesawat terbang super canggih – adalah pengejawantahan dari penemuan-penemuan ilmiah ini.
Semua itu berpotensi membantu manusia untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua. Sayang sekali, kenyataannya tidak demikian yang terjadi. Banyak teknologi yang hanya dapat diakses oleh kaum yang berada – untuk membantu mereka mengejar “kenyamanan diri pribadi”. Tak jarang pula, teknologi menjadi ajang manusia untuk memuaskan nafsu kepemilikannya.
Dunia tidak menjadi lebih baik. Karena kesadaran manusia modern berbanding terbalik dengan sains dan teknologi yang mereka temukan dan ciptakan.
Ditengah keterasingan moderenisasi itu, ternyata masih terdapat sejumlah orang yang sadar. Yang menghendaki sebuah dunia yang lebih baik untuk semua.
Dr. Masaru Emoto adalah salah satu diantaranya. Lewat bukunya Messages from Water ia memberikan “kabar baik” pada dunia, tentang temuannya yang luar biasa. Lewat sebuah rangkaian percobaan yang panjang, ia menemukan bahwa molekul-molekul dalam air dapat dipengaruhi oleh pikiran, perkataan dan perasaan manusia.[...]
Ada rasa kagum sekaligus keharuan, menyaksikan gambar-gambar Kristal air yang indah-sebagai respon terhadap pikiran dan perasaan positif yang disampaikan pada air. Pengalaman yang mencerahkan.
Merasa bahwa pesan-pesan universal di balik penemuan itu sangat relevan bagi keadaan carut- marut yang sedang terjadi di negeri sendiri, kami memutuskan untuk menggelar diskusi terbuka dengan topik “Rahasia Air untuk Kemanusiaan Baru” -  yang hasilnya disajikan dalam buku ini. [...]
Di balik itu semua, yang sebetulnya bekerja adalah sifat air yang mencair itu. Segala sesuatu yang cair, liquid, mempunyai sifat yang meluas. Handphone yang kita gunakan pun menggunakan prinsip yang sama. Teknologi seluler itu liquid. Dia fluid, meluas. Dan cair tidak harus dalam bentuk air.
Pikiran yang cair juga akan meluas. Segala sesuatu yang cair, yang tidak padat, akan bergetar secara lebih cepat.
Belum lama berselang kita mengadakan diskusi tentang kamasutra. Di sini pun kita mendapatkan kesimpulan yang sama. Bahwa segala sesuatu yang cair akan [...]
Ini bukan klenik. Tapi, sekarang kita benar-benar tahu mengapa seorang dukun bias menyembuhkan pasien hanya dengan “segelas air putih”. Mengapa selalu ada “air suci” dalam hamper setiap tradisi agama.
Dr. Masaru Emoto, bersama tim penelitinya, menemukan fakta tak terbantahkan: Bahwa air ternyata dapat merespon pikiran dan perasaan manusia!
Air membalas keindahan “cinta” dan “syukur” yang kita sampaikan, dengan cara yang menakjubkan. Tapi, air yang sama dapat pula memantulkan “kebencian” dan “kekerasan” yang kita lakukan.
Saatnya belajar dari kebijaksanaan air. Namun…hindari buku ini, jika Anda belum siap mengubah cara pandang tentang kehidupan secara revolusioner.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan dari sampul buku berjudul “ Mengungkap Misteri Air “, ditulis oleh Anand Krishna bersama Teman-teman.  Diterbitkan oleh: PT. One Earth Media.

Saturday, January 7, 2012

SPIRITUAL MARKETING AND ENTREPRENEURSHIP - Pesan Bapak Anand Krishna untuk Tahun 2011




Seperti biasa, di setiap penghujung tahun, Bapak Anand Krishna selalu menyampaikan pesan-pesan beliau. Sebuah berkah bagi kami, pada tanggal 30 Desember 2010, Beliau berkenan untuk ber "temu hati" dengan kami, komunitas pencinta Anand Ashram di Denpasar. Sekitar 200-orang hadir pada acara tersebut.

"Tahun 2011 adalah tahun kerja keras. Tinggalkan spiritual jaman dulu. Dengan berpakain compang-camping dan tidak bekerja, hidup anda akan ditanggung oleh orang yang bekerja ataupuin seorang pengusaha. Tidak ada orang menjadi kaya hanya dengan membaca buku yang berisikan cara untuk  menjadi kaya. Setiap orang harus bekerja keras. Jadilah seorang bisnisman", demikian pesan Bapak Anand Krishna mengawali temu hati bersama kami.

"Siapa dewanya orang bisnis?", beliau bertanya kepada para peserta yang hadir. Tidak ada yang bisa menjawab. "Wisnu", sambung beliau. "Tahu kenapa?".

Beliau kemudian melanjutkan,"Kalau mau menjadi pendidik sembahlah Brahma, kepala Brahma kan empat, tangan juga empat, mungkin juga delapan. Terus, kalau mau menjadi pendeta atau pemangku, sembahlah Siwa, tangan dua dan kepala satu. Tetapi kalau Wisnu, memiliki ribuan kepala dan tangan. Intinya, seorang bisnisman harus bisa melakukan banyak hal dalam satu waktu. Disamping itu, Wisnu adalah seorang pebisnis yang hebat. Dia memiliki Laksmi, dia memiliki uang, harta, dan kemakmuran."

Sumber: http://www.akcbali.org/index.php?option=com_content&view=article&id=249:spiritual-marketing-and-entrepreneurship-pesan-bapak-anand-krishna-untuk-tahun-2011&catid=1&Itemid=54

Mewujudkan Interfaith Harmony di Tahun 2010 (Wacana Bapak Anand Krishna di INNA Grand Bali Beach, 7 Januari 2010)




Dihadiri oleh sekitar 300 karyawan INNA Grand Bali Beach, Bapak Anand Krishna memulai wacana beliau dengan sebuah joke. “Kalau berbicara masalah interfaith, maka tempat yang paling universal adalah toilet umum. Kenapa?”, tanya beliau. “Karena di toilet umum kita bisa kencing bersama, tidak memandang agama dan suku. Tapi Alhamdulliah kita sekarang bisa berkumpul disini dari berbagai latar belakang”

Menurut Bapak Anand Krishna, bicara masalah interfaith ini adalah erat hubungannya dengan membangun sesuatu. Dan, kalau ingin membangun sesuatu, kita harus melihat pondasi kita seperti apa. Apakah pondasi yang kita miliki ini kuat atau tidak. Kalau tidak kuat jangan-jangan apa yang kita bicarakan nanti tidak ada gunanya. Apakah pondasi yang kita miliki cocok atau tidak untuk interfaith.

Untuk itu Bapak Anand Krishna mengajak kembali kita untuk menoleh kembali pondasi kita, sejarah bangsa kita.
Beliau memulai dengan memberikan beberapa fakta-fakta seperti, Indonesia adalah negara dengan 17.508 pulau, hanya 6 ribuan yang dihuni. Tidak ada negara manapun di dunia dengan pulau sebanyak itu. Sistem negara lain tidak bisa ditiru di negeri kita. Kita harus punya referennsi sendiri tentang sistem negara kita. Dengan penduduknya sekitar 200-an juta orang maka Indonesia memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Jumlah umat Islam Indonesia adalah yang terbanyak di dunia. Jika dibandingkan dengan Timur Tengah, jumlah umat Islam disana hanya sepertiga dari umat Islam yang ada di Indonesia. Sambil bercanda beliau berkata bahwa yang berhak memegang kunci ka’bah adalah umat Islam Indonesia, bukan Arab Saudi.

Ditambahkan pula bahwa Jawa adalah pulau yang paling terpadat penduduknya di seluruh dunia. Dan Indonesia adalah negara terkaya nomor dua setelah Brazil. Sampai detik ini setelah dijarah, diambil kekayaannya oleh pihak asing kita tetap kaya. Dengan jumlah penduduk 237 juta orang Indonesia menjadi negara nomor empat terpadat penduduknya di dunia. Juga, Indonesia adalah negara terluas ke enam belas di dunia. Dan memiliki 300 suku bangsa dengan 742 bahasa yang ada di kepulauan kita.

Bahwa dua juta tahun yang lalu di Solo, Sangiran, sudah ada manusia. Beberapa abad sebelum masehi kita sudah berdagang dengan India dan Cina, artinya kita sudah memiliki perdagangan internasional. Sejak abad ke 8 kita telah mengenal sistem subak, sistem padi, bercocok tanam. Sejak abad pertama kita sudah mengenal tatanegara, sementara itu Eropa belum lahir. Hingga 1200 tahun yang lalu Timur Tengah masih jarah menjarah...

Kira-kira 14 ribu tahun yang lalu terjadi letupan dan menghasilkan dananu Toba, letupan setelah itu adalah Krakatau pertama. Letupan-letupan antara empat belas ribu sampai enam ribu tahun yang lalu itulah yang menciptakan tujuh belas ribu pulau. Enam ribu tahun yang lalu terjadi tsunami dengan gelombang 130 m. Yang sampai sekarang data-datanya masih ada dari land mass kita. Lima ribu tahun yang lalu terjadi perang nuklir di India. Dan pada saat itu ada orang dari Jawa Timur ikut mengambil bagian dalam perang itu. Dia adalah Gatotkaca. Di India tidak ada nama Gatot. Tentu dia juga membawa senjata nuklir ke sana. Indonesia ini adalah Sundaland. Sudah ada di Ramayana 10 ribu tahun yang lalu.

Adalah Prof. Arysio Santos, dia menjelaskan tentang sejarah kita yang sesungguhnya. Dengan keragaman seperti ini. Maka motto Bhinneka Tunggal Ika menjadi natural. Dan Pancasila adalah sari pati budaya Indonesia. Terjemahan Binneka Tunggal Ika menjadi Uniny in Diversity adalah keliru. Hal ini menciptakan toleransi dan bisa dijadikan ideologi, dimana kata tolerasi ini adalah kata yang jelek, kamu lebih jelek dari saya, saya terima saja.

Terjemahan yang mungkin pas adalah Appearing as many, but essencially one. Kelihatannya berbeda-beda tapi hakekatnya satu. Filosofi kita adalah apresiasi, saya menerima kamu sebagai kamu adanya dan saya menerima perbedaan di antara kita. Saya bisa dibuat membenci anda tapi kalau saya tahu, baru saya bisa apresiasi. Agama saya yang terbaik itu toleransi tetapi, apresiasi adalah agama saya tidak lebih baik dari pada agama kamu.

Tadi kita bicara tentang interfaith. Interreligious adalah sesuatu yang mempertemukan, sesuatu yang mengikat. Sekarang dikaitkan dengan lembaga keagamaan. Kalau faith tidak ada pelembagaan, adalah sesuatu yang pribadi. Meskipun agama kita sama, tapi pemahaman kita adalah individu. Kalau bicara tentang interfaith kita bicara enam miliar kepercayaan. Dan setiap manuasia adalah unik.

Bapak Anand Krishna kemudian menyinggung mengenai Pancasila. Pancasila adalah the state ideologi. Istilah yang digunakan adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ketuhanan, bukan Tuhan. Karena kalau sudah bicara tentang Tuhan, sudah pasti kita tidak bisa berkata apa-apa lagi, tetapi kalau ketuhanan, kita bicara tentang sifat-sifat Tuhan.

Humanity, kemanusiaan, persatuan bangsa. Kemudian demokrasi. Demokrasi kita adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, democracy guided by inner wisdom. Dan yang terakhir adalah keadilan sosial, social justice.. Empat sila yang lainnya merupakan penjabaran dari sila pertama. Interaksi secara sosial ke empat sila dari Pancasila yang merupakan penjabaran dari sila pertama ini bisa diterima oleh semua agama, kepercayaam yang manapun juga.

Sumber: http://www.akcbali.org/index.php?option=com_content&view=article&id=241:admin&catid=1&Itemid=54

Berita

Pratima - menggunakan wujud untuk memuja Ia Yang Melampaui Segala Wujud

Banyak hal yang penting terjadi disekitar kita setiap saat, berita-berita berikut ini adalah beberapa dari sekian banyak yang dapat memberi kita informasi, edukasi dan inspirasi dalam menjalani kehidupan kita. Diambil dari berbagai sumber yang dapat dipercaya, semoga berita berikut ini bermanfaat, selamat membaca......!

Tibet, India, Indonesia - Peradaban Kuno yang Menyatukan Kita (Dialog interaktive Bapak Anand Krishna di RRI Denpasar, 5 Pebruari 2009)

Beberapa waktu yang lalu Bapak Anand Krishna membaca karya almarhum Prof Santoz dari Brazil, seorang profesor di bidang Nuklir, sebuah buku atau karya ilmiah yang sangat penting bagi kita. Dari riset yang sudah dimulai 20-an tahun silam tersebut Prof Santoz melihat landas kontinent bumi ini berdasarkan foto satelit, dan mereka-reka geografi bumi kita kurang lebih 4000 tahun yang lalu seperti apa. Disitu dia melihat bahwa India dan pulau2 sekitarnya atau sekarang kepulauan Nusantara adalah satu landas kontinent. Kepulauan kita adalah akibat dari ledakan yang dashyat sekali dan dia melihat dalam literatur bahasa Sanskrit bahwa ada kata dari fenomena alam yang disebut dalam bahasa sanskrit yaitu “Krakat” yang artinya terpecah belah. Dan kita menemukan gunung Krakatau yang meletus juga. Nenek moyang kita mengetahui betul arti Krakatau ini.

Bapak Anand Krishna menambahkan bahwa menurut prof Santoz, seluruh peradaban manusia yang baru sekitar 10.000-5000 tahun terakhir ini berasal dari kepulauan kita, kepulauan Nusantara. Saat itu, terjadi perubahan alam yang sangat luar biasa. Ketika itu terjadi, daerah pegunungan Himalaya masih berupa lautan, sehingga dari penelitian-penelitian geologi dapat ditemukan adanya fosil-fosil ikan dan kerang-kerang foraminifera dll disana. Orang Yunani dalam bahasa Sanskrit disebut Yawan atau Java. Seperti sekarang orang-orang Jawa yang dipindahkan oleh Inggris untuk perkebunan dan barangkali mereka sudah 300-an tahun tidak tahu Indonesia. Mereka tidak bisa berbahasa Indonesia tetapi berbahasa Jawa. 

Dalam disertasi Prof Santoz, Bapak Anand Krishna mengatakan bahwa dia juga melihat gunung meru seperti di Egypt. Karena mereka traumatis dengan laut, mereka mencari tempat-tempat yang jauh dengan laut, segersang apapun asal tidak dekat dengan laut. Dan disana banyak terdapat piramida sebagai kenangan masa lalu bahwa ada kosmologis Gunungan seperti di Jawa dalam wayang. Dalam bahasa mesir kuno disitu disebut mere bukan piramida (Inggris). Disini kita lihat bahwa ada suatu masa dimana peradaban kita pernah menjadi Guru seluruh Dunia dan sisa-sisanya ini masih ada pada jaman kerajaan Sriwijaya. 

Pada jaman Sriwijaya, perhatian mereka terhadap pendidikan luar biasa. Sampai ada pelajar dari India, Atisha, datang ke Sumatra untuk belajar kebijakan-kebijakan kuno dari seorang guru: Dharmakirti. Dari Sumatra, Atisha membawa pelajaran-pelajaran tersebut ke Tibet karena beliau memperoleh undangan dari Raja di Tibet, dan sampai sekarang menjadi ajaran wajib yang dipelajari oleh para Rahib di Tibet. Salah satunya adalah meditasi Tonglen - latihan untuk berterimakasih. Jadi ajaran di Nusantara ini adalah persembahan atau terima kasih. Dan ini berbeda dengan peradaban Timur Tengah. Karena tidak ada air dan tidak ada pangan, mereka selalu minta kepada Tuhan. Sedang konsep kita tentang Tuhan bukan berhamba terus tetapi besyukur, demikian Bapak Anand Krishna menjelaskan. 

Dalam kesempatan tersebut Bapak Anand Krishna juga menghimbau kepada para pemimpin agar tidak mengutamakan resort-resort untuk wisatawan negara tertentu saja. Karena cadangan minyak bumi akan menipis sehingga negara yang hanya mengandalkan minyak sebagai devisa dalam beberapa tahun akan kehabisan sumber alam tersebut dan tidak akan memiliki banyak uang untuk berjalan-jalan. Saat ini kita harus progresif. Budaya kita harus dikembangkan. Salah satu upayanya, Bapak Anand Krishna menyumbangkan sebuah patung berukuran 2,5 m kepada rakyat Tibet lewat Yang Mulia Dalai Lama. Persembahan ini atas nama Rakyat Indonesia untuk kembali melestarikan hubungan Indonesia, India dan Tibet.
Mari kita kembali kepada akar budaya kita. Budaya Arab, Yunani, India sudah diadopsi dengan alam disana dan geografis disana, sehingga tidak bisa mentah-mentah diterapkan disini. Dharmakirti mengatakan pada Atisha bahwa ajaran tersebut akan kembali ke wilayah Nusantara. Inilah saatnya kita harus mengembalikan ajaran tersebut untuk bangkitnya kembali bangsa Indonesia.

Saat Bapak Anand Krishna bertemu Yang Mulia Dalai Lama tahun 90-an bapak Anand Krishna menanyakan bagaimana perasaan beliau terhadap Cina. Beliau mengakui, kadang-kadang muncul rasa benci tehadap Cina tapi lantas teringat ajaran Dharmakirti dan kemudian mempraktekkan sehingga bisa berpikiran jernih dan melanjutkan pekerjaan kembali dengan kepala dingin. Tahun 91-an Bapak Anand Krishna mendengar tentang Dharmakirti di Himalaya tapi tidak memiliki referensinya. Begitupula saat bertemu dengan Guruh Sukarmoputra yang menciptakan lagu gendhing Sriwijaya, juga menyebut Dharmakirti disitu, tetapi tidak tahu menahu tentang dia.

Ketika ditanya apakah ajaran Tonglen ini bisa dilakukan setiap orang, Bapak Anand Krishna mengatakan tentu saja bisa dilakukan semua orang dan bisa dijadikan workshop, tapi ada tahapan-tahapan dari latihan yang dilakukan sebelum kearah latihan ini.
Sebagai ungkapan terima kasih Bapak Anand Krishna menyumbangkan patung Buddha yang dibuat dari bahan yang sama untuk membuat Borobudur dan diminta untuk dikirimkan ke Sarnath, dimana dimasa sang Buddha di tempat inilah Sang Buddha untuk pertamakalinya memberikan wejangan.
Perjuangan Tibet adalah perjuangan non-violent. Tetapi sikap dunia terhadap issue Tibet tidak ada. Jika Arab diakusisi oleh Iraq semua bergerak. India mau bersikap saat itu, tetapi saat ini India tidak mau bersikap karena kepentingan ekonomi. Yang disayangkan, Indonesia juga tidak bisa bersikap karena alasan ekonomi. Bila tidak terpengaruh oleh ekonomi luar, sesungguhnya Indonesia bisa berdiri sendiri dan semakin kuat.
....
Nasionalisme kita bukan dalam kerangka yang sempit namun aktif dinamis ke masyarakat luas. Mari kita belajar dari pengalaman, ambil kesimpulan salah satu sebab krisis ekonomi global adalah karena kiriman barang dari Cina yang sangat murah dan mematikkan industri lokal di AS. Kepentingan Nasional yang mana? Keberadaan Aceh dan Papua seperti apa? Masih milik negara kita apa tidak. Jangan berkiblat ke Arab, Eropa..sudah saatnya kita memiliki pemimpin yang tegas dan mementingkan kepentingan bangsa diatas segala-galanya. Bila pemimpin-pemimpin kita saat ini terpilih kembali harus lebih tegas dan bijak dibandingkan sebelum-sebelumnya. Demikian Beliau mengakhiri dialog di Radio Republik Indonesia Denpasar.

Sumber: http://www.akcbali.org/index.php?option=com_content&view=article&id=202:tibet-india-indonesia-peradaban-kuno-yang-menyatukan-kita&catid=1&Itemid=54

Friday, January 6, 2012

Saptapadi: 7 Steps toward Happy Marriage (Menuju Keluarga Bahagia)

marriage7 Steps Toward a Happy Marriage-Saptapadi  Tujuh Langkah Menuju Keluarga Bahagia

ditulis oleh Anand Krishna
***
… Wilayah luas dari Pegunungan Himalaya hingga Kepulauan Nusantara secara kolektif disebut Wilayah Peradaban Shintu di Cina, Syin atau Shin dan kemudian Hind atau Hindu oleh sejarawan Arab, kemudian Indies, Indishe, Indo, India, oleh bangsa-bangsa Eropa.
Kepulauan Nusantara yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Dvipantara -  Kepulauan di antara Dua Benua, Benua Asia dan Australia – berada dalam wilayah peradaban yang sama. Peradaban yang sudah maju dan mencapai ketinggian tak terhingga ketika Eropa dan Amerika belum dikenal.
Bagi para saudagar dari mancanegara, kepulauan Nusantara adalah Svarnadwipa – Kepulauan Emas. Svarnabhumi – Bumi Emas. Ketika leluhur Kubilai Khan baru belajar membakar daging sebelum dimakan, kita sudah mengenal cara masak dengan menggunakan rempah-rempah yang ada di kepulauan kita. “Pergilah hingga Lembah Syin untuk menuntut ilmu,” demikian bunyi sebuah pepatah popular di kawasan Timur Tengah.
Kepulauan Nusantara memiliki warisan budaya yang kelak akan mempengaruhi para pemikir Yunani seperti Plato, Socrates dan Aristoteles. “Kenalilah Dirimu!” – Inti dan induk filsafat ini bersasal dari wilayah peradaban kita. Para teolog di Timur Tengah di kemudian hari akan mengekspornya ke benua Eropa.[...]
Dari warisan budaya yang kaya ini kita memperoleh “landasan yang kuat” bagi perkawinan. Landasan yang kukuh. Landasan berdasarkan saling percaya, saling hormat, dan diatas segalanya, kasih! Tidak ada unsure tindas-menindas; tidak ada dasar subordinansi. Suami dan istri berdiri di atas landasan yang sama, platform yang sama. Sama tinggi, sama rendah. Tidak ada yang lebih penting. Keduanya sama-sama penting.
Dasar-dasar perkawinan ini sungguh sangat ilmiah. Tidak sembarang dibuat, tetapi berdasarkan “kesadaran manusia” seutuhnya, sepenuhnya. Ada tujuh lapisan kesadaran yang biasa disebut [...]
Sepasang suami istri yang bertahan dalam perkawinannya,
dan hidup bersama dari hari ke hari adalah sebuah mukjizat…
Bill Cosby
Sejak awal-mula dunia ini, perkawinan tetap menjadi sebuah misteri.
Mereka yang belum kawin ingin kawin; mereka yang sudah kawin ingin mengakhirinya.
Ralph Waldon Emerson
Seorang perempuan mengawini seorang pria dengan penuh harapan bahwa pada suatu ketika pria pilihannya akan berubah. Seorang pria mengawini seorang perempuan dan berharap ia tak pernah berubah.
Karena itu, keduanya kecewa.
Albert Einstein
Saptapadi adalah tujuh langkah bagi mereka yang hendak menjadikan perkawinan tempat berpijak untuk memasuki Pertemuan Agung.
Saptapadi adalah tujuh langkah bagi mereka yang tak ingin perkawinan hanya menjadi pertemuan antara dua badan di atas satu ranjang.
Saptapadi adalah tujuh langkah bagi mereka yang ingin perkawinan menjadi sarana untuk tumbuh dan berkembang bersama menjadi manusia sempurna.
Saptapadi adalah warisan bagi kita yang mendambakan kesucian sebuah perkawinan…kebahagiaan yang sejati.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan dari sampul buku berjudul: “7 Steps toward a happy marriage-Saptapadi tujuh langkah menuju keluarga bahagia”  oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sexual Quotient: Melampaui Kamasutra

kamasutraSexual Quotient – Melampaui Kamasutra Memasuki Tantra

oleh Anand Krishna

***
Buku ini, Sexual Quotient, Melampaui Kamasutra Memasuki Tantra, diterbitkan dalam rangka memperkaya perspektif kita dalam melihat seks.
Selama ini, umumnya kita memandang seks dengan dua macam cara pandang belaka: Menjauh atau menikmati sepuas-puasnya.
Pada titik ekstrim, kedua cara pandang ini menghasilkan dua kelompok masyarakat yang berbeda dan bahkan saling bertolak belakang. Inilah yang dapat kita lihat dari prilaku kelompok masyarakat yang sangat terpengaruh oleh doktrin yang tertutup di satu sisi, serta masyarakat yang hanya mengejar kesenangan duniawi (baca: hedonism) di sisi lain.
Tiada cukup banyak kajian secara jernih terhadap topik ini, akhirnya membuat kita semua hanya menerima begitu saja perspektif umum yang berlaku dalam masyarakat kita. Padahal, tanpa kita sadari, warisan budaya yang kita miliki dalam wilayah peradaban Hindia ( yang membentang dari Pakistan modern hingga ke ujung Timur Kepulauan Nusantara) sebenarnya pernah menyediakan harta berharga berupa nilai-nilai filosofi yang tinggi untuk menempatkan seks dalam konteks evolusi kemanusiaan.
Buku ini adalah upaya untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai filosofi yang tinggi di balik seks. Dalam buku ini, seks tidak ditempatkan sebagai tujuan utama, tetapi [...]
Kamasutra dalam pengertian secara generik, bukanlah milik sebuah Negara yang kita sebut India, tetapi milik keseluruhan dari wilayah peradaban yang oleh para pedagang dari Timur Tengah zaman dahulu, disebut Hindustan. Wilayah luas yang mencakup Gandhaar (sekarang Qandahar dan merupakan bagian dari Afganistan) hingga perbatasan Astraalaya (sekarang Australia) betul-betul merupakan wilayah Peradaban, dan bukan sebuah Negara atau Imperium. Negara-negara yang ada dalam wilayah peradaban ini bebas, merdeka, termasuk kepulauan Nusantara.
Maka, tidak heran pula bila di Jawa dan Bali kita masih bisa menemukan lotar-lontar kuno yang bicara tentang Kama. Secara [...]
Selama ini banyak di antara kita menganggap seks sebagai sesuatu yang tabu dan “kotor” – wajar saja. Kita memang jarang membahasnya secara terbuka. Akibatnya, seks cuma dianggap sebagai cara untuk melampiaskan nafsu belaka.
Padahal, budaya Nusantara di masa lampau menempatkan seks sebagai anak tangga pertama menuju cinta kasih – lewat Kamasutra. Lebih dari itu…lewat Tantra, nafsu seks diolah untuk meningkatkan kesadaran. Demi evolusi spiritual.
Seks dapat menjadi jalan mencapai Kesadaran Supra.
Buku ini mengajak kita untuk menjadi “beradab” lewat seks. Dan sesungguhnya, bila sudah mampu mengendalikan dan mengolah nafsu seks, barulah kita bisa beradab sebagai bangsa…
***
Tulisan di atas  adalah kutipan dari sampul buku berjudul “Sexual Quotient – Melampaui Kamasutra Memasuki Tantra . Ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT. One Earth Media.

Jalan Kesempurnaan Melalui Kamasutra: Sex, Cinta, Kasih


Jalan Kesempurnaan Melalui Kamasutra -  Kenikmatan Seks, Kesejukan Cinta & Kesadaran Kasih

oleh Anand Krishna

***
Ada yang sibuk bergulat dengan Nafsu Birahi.
Ada yang menempatkan cinta di atas segalanya.
Ada pula yang meninggalkan dua-duanya dan berbicara tentang manisnya Kasih Allah.
Yang mengenal seks, tidak mengenal cinta.
Yang menyelami cinta, belum menemukan Kasih dan yang telah menemukan Kasih, tidak berurusan dengan Seks dan Cinta.
Segala sesuatu yang dapat memberikan kenyamanan sudah tersedia, namun manusia tetap juga menderita.
Kenapa harus demikian?
Manusia tidak hidup seutuhnya – kehidupannya terbagi-bagi.
Peraturan-peraturan baku, ideology-ideologi using, kepercayaan-kepercayaan yang sudah tidak relevan membuat hidupnya menjadi neraka.
Sorga tinggal khayalan belaka – siapa yang dapat menjaminnya?
Ia bingung apa yang harus dilakukannya? Oleh beberapa kalangan, pembicaraan tentang Seks saja sudah dianggap tabu. Bahkan ada lapisan-lapisan masyarakat yang ikut menentukan perilaku seksual.
Apa sebenarnya seks itu? Kebutuhan biologis belaka? Hanya pelampiasan Nafsu Birahi? Atau anugrah Allah, tentang mana pengetahuan kita masih sangat-sangat minim?
Seks adalah anak tangga pertama yang dapat mengantar Anda ke Alam Kasih Illahi yang kekal dan Abadi. Sambil menaiki tangga kehidupan ini, kita juga akan menemukan Cinta. Namun jangan lupa, perjalanan awal harus dimulai dari anak tangga pertama – dan itu adalah Seks!
Ada kesan umum yang salah kaprah bahwa seakan-akan Kamasutra adalah literature pornografi, dan hanya itu. Kesan itu lebih kuat lagi karena film atau buku-buku “murahan” dalam tema yang sama yang memanipulasi postur-postur senggama.
Buku ini lain. Anand Krishna menampilkannya dalam keutuhannya sebagai jalan menuju kesempurnaan manusia: melalui seks, menuju cinta, sampai pada kasih, bahkan Anda dapat melanjutkannya sampai pada Kesadaran Kosmos. Seks adalah tahapan atau etape pertama yang amat penting, dan karena itu tidak perlu dihindari atau ditolak. Penolakan terhadapnya hanya akan menghasilkan kerugian besar, kalau bukan membuat kita terobsesi olehnya, dan menjadi mandeg dalam petualangan kita mencari kesejatian diri.
Edisi perluasan ini dilengkapi dengan latihan “Meditasi Kundalini Ananda” (MediKA) untuk mengembangkan kenikmatan seks, kesejukan cinta dan kesadaran kasih, yang secara terpisah tersedia juga dalam bentuk VCD.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari buku: ” Jalan Kesempurnaan Melalui Kamasutra -  Kenikmatan Seks, Kesejukan Cinta & Kesadaran Kasih” . Diulas kembali oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Neo Psychic Awareness

AwarenessNeo Psychic Awareness

ditulis oleh Anand Krishna

***
Buku ini adalah tentang psychic awareness atau kesadaran psikis. Kita sering mengaitkkan kata “psikis” dengan sesuatu yang berbau-bau mistis, gaib, indra keenam, dan sebagainya, padahal psikis adalah salah satu lapisan seperti lapisan-lapisan lainnya, lapisan fisik, emosiaonal, intelektual, dan lain sebagainya.
Barangkali kita jarang berada di lapisan yang satu ini. Ya “jarang”, bukan “tidak pernah”. Malah sering kali kita berada di lapisan ini “tanpa sengaja”, tanpa kesadaran!
Pemahaman kita tentang psikis adalah “sebuah lapisan kesadaran yang barangkali masih menunggu perkembangan”. Jadi, ini merupakan potensi diri yang belum terungkap; kemampuan yang belum dioptimalkan.
Perkembangan lapisan psikis membuat kita menjadi lebih “intuitif”. Tetapi, “intuitif” bukanlah indra keenam, ketujuh, atau entah keberapa. Kita memahami intuisi sebagai hasil dari “optimalisasi” semua indra; perluasan dari indra-indra yang berjumlah lima itu.
Ambil saja penglihatan sebagai contoh. Bila indra penglihatan Anda lebih baik dari penglihatan saya, bila mata Anda lebih sehat daripada mata saya, Anda dapat melihat lebih jelas daripada saya. Barangkali saya membutuhkan kaca mata untuk melihat sejelas Anda.[...]
[...] “Koreksi terhadap indera” dilakukan oleh para ahli medis dengan menggunakan alat bantu, obat-obatan dan lain sebagainya. Seperti halnya dengan “mata”… bila kurang sehat, diberi obat, dianjurkan pemakaian kacamata, bila perlu dibedah.
“Perkembangan kesadaran psikis” dilakukan oleh “diri” sendiri. Bantuan dari luar dibutuhkan sekedar untuk “mengingatkan diri” bahwa “kita mampu mengembangkan diri”. Karena itu, untuk “sementara waktu” kita boleh mengartikan “perkembangan kesadaran psikis” sebagai “perkembangan diri”.
Untuk itu, kita harus mengubah mindset kita: Aku bukanlah panca indra, aku bukanlah badan ini. “Diri”-ku bersemayam di dalam badan ini dan menggunakan panca indera untuk keperluannya. [...]
***
Ilmu medis memiliki standar tertentu untuk kemampuan persepsi kita. Mata mengandaikan gelombang tertentu. Telinga memiliki skala, sehingga hanya gelombang dengan frekwensi tertentu yang bisa didengar olehnya. Hal yang sama berlaku untuk peraba, penciuman, dan perasa.
Manusia memiliki kemampuan luar biasa, yang dalam diri kebanyakan orang masih terpendam sebagai sebuah potensi. Yang dimaksud adalah psychic awareness atau kesadaran psikis. Lapaisan kesadaran ini sering dikaitkan dengan sesuatu yang berbau mistis, gaib, dan sering disamakan dengan indra keenam.
Buku ini memaparkan bahwa kita bisa mengembangkan kesadaran psikis tertentu, dan Anand Krishna memberikan banyak latihan untuk itu. Dengan latihan tersebut akan terjadi perluasan kemampuan indrawi kita, kita akan menjadi lebih intuitif, lebih peka, dan dapat menggeser keterbatasan persepsi indrawi kita yang biasa.
Dengan kemampuan yang baru itu, Anand Krishna juga mengajak kita untuk membangun Indonesia Baru, mulai dengan dan diri kita sendiri.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari buku: “Neo Psychic Awareness “. Ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT. Gramedia Pustaka Utama.  (2006)

Neo Feng Shui Awareness

feng shuiNeo Vastu Feng Shui Awareness

Rahasia Ilmu Kuno Bagi Manusia Modern

ditulis oleh Anand Krishna

***
[...] Apa sih Feng Shui itu?
Feng Shui adalah Ilmu untuk Hidup Selaras, Hidup Harmonis dengan Alam. Itulah definisi Feng Shui. Itulah makna sebenarnya.
Barangkali ada yang bertanya, kenapa? Kenapa kita harus hidup selaras dengan alam? Apa perlu?
Ya, perlu.
Karena, hidup tidak selaras dengan alam memboroskan sangat banyak energi. Manusia seolah terkuras seluruh energinya, ia menjadi gelisah, gusar tanpa ia mengetahui sebabnya. [...]
[...] Neo Feng Shui lahir dari pertemuan antara Otak Barat dan Hati Timur, Sains Barat dan Kebijaksanaan Timur. Sehingga para pakar Feng Shui tradisional barangkali menganggapnya aneh. Sesuatu yang baru memang selalu terasa aneh. Atau, mungkin, kata “aneh” itu sendiri tidak tepat… apa yang terjadi ketika di rumah kita lahir seorang bayi. Si pendatang baru ini “aneh”, “lucu” atau apa?
Barangkali sang pendatang baru sangat welcome bagi ibu yang melahirkannya. Tetapi, bagi kakak kandungnya sendiri yang baru berusia 4 – 5 tahun, barangkali si pendatang malah menimbulkan kecemburuan. Ia merasa tidak diperhatikan, atau kurang diperhatikan oleh ayah dan ibunya. Padahal, itu tidak perlu terjadi. Neo Feng Shui merupakan perkembangan dari Feng Shui. Ia tidak bertentangan dengan versi tradisional, hanya saja ia mengakomodir perkembangan-perkembangan baru dalam “diri manusia”…
Ya, Perkembangan-perkembangan baru dalam “diri manusia”. Manusia modern sudah jauh berbeda dar manusia 4000-an tahun yang lalu ketika Feng Shui menjelma sebagai ilmu di Chung Kuo, The Middle Earth, Bagian Tengah Dunia -  Cina.
Kebijaksanaan Tao menerima perubahan sebagai hukum alam yang tak pernah berubah. Perubahan itu abadi adanya. Barangkali, hanyalah perubahan yang tak pernah berubah. Sungguh aneh bila para pakar Feng Shui modern tidak mau menerima perubahan dan bertahan pada pendekatan 4000-an tahun yang lalu dengan dalih otentitas dan otoritas.[...]
Banyak yang menyalahpahami Feng Shui. Sebagian menganggap takhayul belaka. Sebagian lagi percaya mentah-mentah, tanpa tahu maknanya. Agar bisa kaya.
Feng Shui, sesungguhnya ilmu kuno untuk hidup selaras dengan alam. Ia memanfaatkan energi sekitar kita agar terjadi peningkatan kualitas hidup.
Berangkat dari tradisi yang terbuka pada evolusi, lahirlah Neo Vastu Feng Shui…
Menempatkan kesadaran manusia, sebagai  ”titik pusat” , ilmu ini memberikan kita pandangan lebih utuh untuk “memanfaatkan”, dan bukan “dimanfaatkan” materi.
Inilah rahasia ilmu kuno yang sangat relevan dengan kebutuhan dan tantangan kita, manusia modern. Penjelasannya mudah dipahami. Praktis, sekaligus visioner.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari sampul buku:  “Neo Vastu Feng Shui Awareness ” – Rahasia Ilmu Kuno Bagi Manusia Modern. Ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT. One Earth Media. (Agustus – 2005)

Self-Leadership: Seni Memberdaya Diri Bagi Para Pemimpin

leadershipSelf Leadership – Seni Memimpin Diri

oleh Anand Krishna bersama Para Sahabat dan Instruktur

***
[...] Bila kita belum bisa memimpin diri, jangan harap dapat menjadi pemimpin dan memimpin orang lain. Sebelum memilih seorang pemimpin, hendaknya kita meneliti dulu kemampuannya untuk memimpin diri. Mampukah ia mengendalikan hawa-nafsu serta syahwatnya? Pengendalian terhadap “mata” dan “penglihatan” misalnya, mencakup “pembenahan terhadap cara pandang”. Bagaimana sang calon pemimpin memandang persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita? Sementara kita sudah banyak kecolongan aset-aset yang sangat berharga dan strategis, apakah ia masih sibuk menggodok rancangan undang-undang yang justru mempertajam perbedaan dan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa? [...]
[...] : Mastery over self! Pengendalian diri, Kemapuan untuk mengendalikan diri, inilah hal terutama. Saya harus tahu persis apa yang menjadi kelemahan-kelemahanku. Kemudian, berupaya untuk mengatasinya…Terakhir, baru turun ke jalan untuk menjadi pelayan, atau social worker, pengabdi masyarakat.
Tanpa hasrat kuat untuk melayani, kita tidak dapat jadi pemimpin. Seorang pemimpin haruslah berjiwa pelayanan. Namun, jiwa pelayan saja juga tidak membantu. Kita haruslah terlebih dahulu membebaskan diri dari segala macam kelemahan. Karena, kelemahan-kelemahaan itu dapat setiap waktu mengubah semangat melayani menjadi semangat dilayani.
Setelah pengendalikan diri, jiwa untuk melayani dan kemampuan untuk mengoreksi diri, hal ke empat yang tidak kalah penting adalah “keahlian“, atau skill. Saya lebih suka menyebutnya “Penguasaan terhadap Seni Kepemimpinan”.
Ada yang memiliki skill sebagai pengajar, ada yang memiliki skill sebagai pelaku, ada pula yang memiliki skill sebagai [...]
***
Seorang pemimpin sejati haruslah memulai kepemimpinannya dengan diri sendiri. Sebelum mengolah sesuatu di luar diri, ia harus dapat mengolah dirinya sendiri. Kegagalan para pemimpin kita selama ini semata-mata karena kegagalan mereka memimpin diri, membawa diri, mengolah diri.
Siapa sangka, khazanah budaya asal Indonesia punya segudang pelajaran dan pedoman bagi pemimpin agar mampu mengatasi berbagai masalah… termasuk krisis multi-bentuk yang saat ini masih melanda negeri tercinta.
Kisah-kisah pewayangan semisal lakon kehidupan Rama dan Sinta, sarat dengan petuah tentang kepemimpinan sejati. Sungguh sayang, simbol-simbol wayang yang penuh makna ini, mulai tersingkirkan…padahal, bagi penulis buku ini, pemimpin yang tak menghormati budaya sendiri, tak mampu menggapai masa depan yang cerah.
Buku ini merupakan “ramuan paling pas” dari filosofi kepemimpinan dari bumi Nusantara… di antaranya dari Negara Kertagama dan Astha-Brata…dengan kiat kepemimpinan modern ala Stephen Covey dari Barat. Sangat substantif, namun tetap ringan dan praktis.
Disajikan dalam “aroma kasih” khas Anand Krishna, buku ini harus menjadi bacaan wajib bagi setiap orang yang ingin mendalami tentang seni kepemimpinan sejati.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan dari sampul buku ” Self Leadership – Seni Memimpin Diri “.Cetakan pertama: Juli 2004. Ditulis oleh Anand Krishna bersama Para sahabat dan Instruktur.  Diterbitkan oleh: PT. One Earth Media.

Self-Empowerment: Mengajar Tanpa Dihajar Stress bagi Para Pendidik

Meditasi|Self EmpowermentMengajar Tanpa Dihajar Sterss – Berkarya     Tanpa Beban Stress

(Seni Memberdaya Diri bagi Para Pendidik & Pemimpin)

oleh Anand Krishna bersama Para Instruktur MTDS

***
[...] Dunia ini menawarkan sekian banyak profesi kepada kita. Kita bisa memilih yang mana saja. Tapi. Ada tiga profesi yang saya anggap sangat mulia. Pertama adalah profesi seorang Guru – pendidik, pengajar. Lembaga, konstitusi guru ini sangat penting. Dan, yang saya maksud bukanlah lembaga pendidikan atau yayasan pengelola sekolah. Yang  saya maksud adalah lembaga “guru” itu sendiri. Guru bisa eksis tanpa bangunan sekolah dan lembaga pengelola. Tanpa guru, bangunan  sekolah semewah apapun, yayasan pengelola seprofesional apapun tidak berarti sama sekali.
Kekalahan dalam perang dunia kedua memporak-porandakan Jepang. Banyak petinggi Negara yang melakukan hara-kiri, bunuh diri. Mereka malu… Kekalahan itu sangat memalukan bagi mereka.
Pemerintah Jepang harus melakukan inventarisasi terhadap aset dan sumber daya yang mereka miliki. Sementara, yang terpikir oleh Kaisar Jepang hanya satu,”berapa guru yang masih kita miliki?” Hebat, demikianlah cara berpikir seorang negarawan.
Kekurangan sumber daya manusia hanya bisa dipenuhi oleh para guru. Tanpa guru – masyarakat dan seluruh tatanan kemasyarakatan akan hancur lebur. [...]
***
“Sebagai bangsa, mestinya kita tidak hanya sibuk memikirkan nilai rupiah, dan panjang-pendeknya masa jabatan. Persoalan yang paling mendasar adalah bagaimana menata martabat bangsa. Dan untuk itu, pendidikan menjadi sangat strategis.”
-          Prof.Dr.H.Abdul Malik Fajar, MSc      –
Mentri Pendidikan Nasional R.I.
***
“Kalau mau melahirkan Manusia Baru, kita harus mulai dari mana? Barangkali ada yang menjawab,’dari anak.’ Betul, tapi ‘anak’ itu ciptaan siapa? Yang membentuk kepribadiannya siapa lagi kalau bukan seorang guru?”
***
Diperlukan “Manusia Baru” untuk membangkitkan kembali martabat bangsa ini. Dan para guru, memiliki peran teramat penting. Tapi, bila guru sudah terbebani oleh seribu satu macam masalah, bagaimana bias memikirkan akhlak dan kesadaran anak didiknya?
Dari kesadaran itulah lahir program Mengajar Tanpa Dihajar Stress (MTDS) yang sekarang ini dijadikan buku. Buku ini, merupakan upaya untuk mengembalikan “semangat mendidik”, yang dipersembahkan kepada para pendidik, kepada para guru.
Bukan saja menjelaskan penyebab stress dan ketidakbahagiaan, buku ini juga memberikan petunjuk praktis bagi para guru, dan bagi pembaca, untuk mencapai kebahagiaan.
Keunikan buku ini adalah, ia lahir mendahului teori. Buku ini didasarkan pada pengalaman Forum Kebangkitan Jiwa (FKJ) dalam memberikan pelatihan pada lebih dari 1.000 orang guru di wilayah Jabotabek, Banten, Yogyakarta dan Pulau Bali.
***
Tulisan di atas adalah kutipan dari sampul buku berjudul ” Mengajar Tanpa Dihajar Sterss – Berkarya Tanpa Beban Stress(Seni Memberdaya Diri bagi Para Pendidik & Pemimpin)“. Cetakan pertama Desember 2003. Ditulis oleh Anand Krishna bersama Para Instruktur MTDS . Diterbitkan oleh: PT. One Earth Media.

Reinkarnasi: Hidup tak Pernah Berakhir


REINKARNASIHidup Tak Pernah Berakhir

diutlis oleh Anand Krishna

***
Bertanya Pada Diri Sendiri
Pernahkah Anda mengunjungi suatu tempat untuk pertama kalinya, namun mendapatkan kesan seolah-olah pernah berada di tempat itu sebelumnya?
Pernahkah Anda menghadapi suatu situasi untuk pertama kalinya, namun terasa seolah-olah pernah melewati situasi yang sama?
Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya, namun langsung merasa begitu dekat dengan dirinya?
Pernahkah Anda melihat seseorang dan sebelum terjadi komunikasi apa pun, sudah langsung merasa tidak simpatik terhadapnya?
Pernahkah Anda melihat sesuatu dalam mimpi, dan berapa lama kemudian, apa yang terlihat dalam mimpi menjadi kenyataan?
Perhatikan kesenangan-kesenangan Anda, apa yang Anda senangi? Anda lahir di Indonesia, namun mungkin senang masakan Cina, senang baca cerita-cerita silat dari Cina, suka nonton film-film Cina. Di antara para sahabat Anda bahkan kebanyakan warga keturunan Cina. Mengapa demikian? [...]
Lewat halaman-halaman buku ini, saya ingin berdialog dengan Anda, dan Anda, dan Anda. Saya ingin bicara dengan manusia Indonesia.
Selama ratusan tahun, Anda mengurung diri dalam kamar Anda yang kecil dan tak berjendela. Entah berapa kali, telah saya panggil nama Anda. Entah sejak kapan saya berusaha untuk membangunkan Anda, untuk membuat Anda sadar akan warna-warna kehidupan ini.
Dan sekarang Anda telah terjaga. Jangan tertidur lagi. Tinggalkan ranjang Anda. Sejak begitu lama, telah saya tunggui Anda. Ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada Anda. Siapkah Anda menerima saya, untuk menerima apa yang ingin saya bagi dengan Anda?  [...]
Ketika ulat menjadi kepompong, ia meninggalkan badan wadagnya dan lahirlah mahluk baru. Ketika saatnya tiba, badan wadag kepompong itu pecah. Keluar cairan amis, dan lahirlah kupu-kupu. Karena semuanya itu masih dapat kita saksikan dengan mata kasat kita, kita menyebutnya proses metamorphose. Ketika badan wadag kupu-kupu itu hancur, kita menyebut kupu-kupu itu mati .
Apakah metamorphose dan kematian itu berbeda secara radikal? Lalu bagaimana dengan kematian kita?
Buku ini merupakan pengalaman yang dahsyat dari penulisnya, Anand Krishna. Berangkat dari pengalaman itu, ia akan memandu Anda untuk mengalaminya:
Perjalanan Astral, Regresi ke masa lalu, Regresi ke masa kecil, Regresi ke kelahiran sebelumnya.
Tinggalkan prasangka Anda, dan alamilah sendiri!!
***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari, buku ” REINKARNASI – Hidup Tak Pernah Berakhir “. Cetakan ketiga: Mei 2000. Ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama. (cetakan pertama: Mei 1998)

Kematian: Panduan untuk Menghadapinya dengan Senyuman

kematian

KEMATIAN

Panduan untuk Menghadapinya dengan Senyuman

ditulis oleh Anand Krishna

***
MENGHADAPI  MAUT
Apa yang sedang kau baca ini dapat meningkatkan kesadaranmu. Bacalah sebelum ajalmu tiba. Renungkan maknanya. Dan ingatlah isinya. Apabila kau tidak dapat mengingatnya, mintalah bantuan seseorang untuk membacakannya, ketika maut datang untuk menjemputmu.
Jika kau menghadapi kematian dengan penuh kesadaran, tak perlu lagi ada yang membacakan buku ini untukmu. Apa pun keyakinanmu, kepercayaanmu, agamamu, tidak menjadi masalah, karena yang diungkapkan dalam buku ini adalah kebenaran tentang kematian – sesuatu yang terjadi pada setiap orang, apa pun [...]
ANJURAN
Sebarluaskan isi buku ini. Bacakan kepada mereka yang sakit, yang sekarat bahkan kepada mereka yang sudah meninggal. Mendengarkan isi buku ini sekali pun sudah cukup. Semasa hidup, walaupun kau tidak menghayatinya, pada saat kematian kau akan mengingatnya kembali, karena daya ingatmu akan berlipat ganda setelah kematian.
Apabila ada yang membacakannya pada saat kematian, hendaknya tidak diiringi dengan suara tangis. Hendaknya, ruangan itu dalam keadaan hening dan bersih.
Sebelum mulai membaca isi buku ini, ucapkan doa sesuai dengan kepercayaanmu. Lalu, perhatikan [...]
“Ketidaksadaran akan jati diri menciptakan rasa takut akan kematian. Ia yang menyadari jati dirinya tidak akan takut mati. Ia tahu persis bahwa kematian bagaikan daun pintu. Di baliknya ada kehidupan lain, yang jauh lebih indah.
Kematian mengangkat tirai yang menutupi sekian banyak hal dari penglihatan kita semasa hidup. Kita menjadi lebih sadar akan jatidiri dan kebenaran dunia ini.”
Hazrat Inayat Khan
Banyak sekali diantara kita yang menduga dan menggambarkan kematian sebagai lorong serba gelap dan sendu! Kalau Anda termasuk di dalamnya, setelah membaca buku ini pandangan Anda akan berubah. Anda siap menjadi pelukis kehidupan dan kematian dengan sapuan warna-warna ceria!
Lebih terkenal dengan The Tibetan Book of the Dead, dalam bahasa aslinya, Tibet, Bardo Thos Grol Chen Mo berarti Panduan untuk Mencapai Kebebasan Abadi lewat Pemahaman tentang Kematian. Melalui tangan Anand Krishna, naskah klasik dari abad kedelapan ini disadur sedemikian rupa sehingga menjadi Panduan Siap Pakai. Dan Anda tahu, hanya orang yang paham tentang kematian yang dapat hidup dengan benar!
***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari buku berjudul : ” KEMATIAN – Panduan untuk Menghadapinya dengan Senyuman “. Cetakan kedua: Maret 2000. Ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama. (Cetakan pertama: Agustues 1999)

Kehidupan : Panduan untuk Meniti Jalan ke Dalam Diri

kehidupan

KEHIDUPAN -

Panduan untuk Meniti Jalan ke Dalam Diri

ditulis oleh Anand Krishna

***

Bekal Yang Tak Pernah Basi
Begitu agungnya kehidupan ini! Perjalanan kehidupan yang sedang Anda tempuh ini tak pernah berakhir. Anda membutuhkan koper perjalanan yang kuat, awet dan tak aus karena waktu. “Kasih” adalah satu-satunya merek yang dapat diandalkan. Jangan memilih sesuatu yang lebih rendah mutu dan nilainya. Jangan menawar. Berapa pun harganya, belilah! Berapa pun yang Anda harus bayar, tetap masih murah. Kasih akan mewarnai perjalanan hidup Anda dengan kepercayaan diri. Dengan kasih, perjalanan hidup Anda akan lebih nyaman.
Dengan kasih, kini Anda dapat menikmati dan merayakan kehidupan Anda sambil menari, menyanyi dan bergembira-ria!
Sebelum Anda Melanjutkan Membaca Buku Ini
Sambil jalan bersamaku, ingatlah temanku, aku tidak meminta kamu untuk mengikutiku, karena kamu tidak akan bisa melakukannya. Suatu saat aku berjalan begitu cepat, sehingga walau kamu lari untuk mengejarku, kau tak akan mencapaiku. Jangan melakukan itu, mengikuti aku akan membuat hidupmu tidak berharga. Mengikuti aku berarti berakhirnya komunikasi antara aku dan kamu. [...]
[...] Aku punya sesuatu untuk kusampaikan padamu. Apabila aku katakan “sesuatu untuk disampaikan” , aku bermaksud bahwa , pada suatu saat kau pun akan punya sesuatu untuk disampaikan kepadaku. Aku menghormati hubungan dua arah seperti itu; itulah komunikasi.
Sungguh menyenangkan sekali perjumpaan dengan kamu lewat halaman-halaman buku ini. Kau akan mengenal diriku. Seperti teman-teman lain yang pernah kuajak bicara setelah meditasi bersama; sekarang aku ingin bicara dengan kamu. Petemuan ini indah!
Kau akan mendengar aku dan apabila kau maju selangkah lagi, kau akan memahamiku, bukan sekedar mendengar.
Banyak sekali pertanyaan yang akan [...]
Bagi para penjelajah rohani – terlepas dari agama yang ia peluk – hidup ini menawarkan cakrawala yang merentang tanpa batas, menembus langit tertinggi. Keluasan cakrawala itu menyibakkan misteri yang agung, yang membuat hidup ini menjadi suatu selebrasi, suatu perayaan. Dengan bekal yang tak pernah basi – yaitu cinta kasih – pengembaraan itu tak akan pernah membosankan, dan kepenuhan hidupnya menjadi hadiah cuma – cuma bagi kebahagiaan sesama yang sering terjebak oleh keresahan dan kekhawatiran yang bersumber pada hal-hal yang serba semu.
***

Buku kecil ini adalah kado besar bagi mereka yang mencari

apa arti hidup penuh.

***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari, buku ” KEHIDUPAN – Panduan untuk Meniti Jalan ke Dalam Diri “. Cetakan pertama: 1997. Ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama.