Friday, January 6, 2012

Self-Leadership: Seni Memberdaya Diri Bagi Para Pemimpin

leadershipSelf Leadership – Seni Memimpin Diri

oleh Anand Krishna bersama Para Sahabat dan Instruktur

***
[...] Bila kita belum bisa memimpin diri, jangan harap dapat menjadi pemimpin dan memimpin orang lain. Sebelum memilih seorang pemimpin, hendaknya kita meneliti dulu kemampuannya untuk memimpin diri. Mampukah ia mengendalikan hawa-nafsu serta syahwatnya? Pengendalian terhadap “mata” dan “penglihatan” misalnya, mencakup “pembenahan terhadap cara pandang”. Bagaimana sang calon pemimpin memandang persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita? Sementara kita sudah banyak kecolongan aset-aset yang sangat berharga dan strategis, apakah ia masih sibuk menggodok rancangan undang-undang yang justru mempertajam perbedaan dan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa? [...]
[...] : Mastery over self! Pengendalian diri, Kemapuan untuk mengendalikan diri, inilah hal terutama. Saya harus tahu persis apa yang menjadi kelemahan-kelemahanku. Kemudian, berupaya untuk mengatasinya…Terakhir, baru turun ke jalan untuk menjadi pelayan, atau social worker, pengabdi masyarakat.
Tanpa hasrat kuat untuk melayani, kita tidak dapat jadi pemimpin. Seorang pemimpin haruslah berjiwa pelayanan. Namun, jiwa pelayan saja juga tidak membantu. Kita haruslah terlebih dahulu membebaskan diri dari segala macam kelemahan. Karena, kelemahan-kelemahaan itu dapat setiap waktu mengubah semangat melayani menjadi semangat dilayani.
Setelah pengendalikan diri, jiwa untuk melayani dan kemampuan untuk mengoreksi diri, hal ke empat yang tidak kalah penting adalah “keahlian“, atau skill. Saya lebih suka menyebutnya “Penguasaan terhadap Seni Kepemimpinan”.
Ada yang memiliki skill sebagai pengajar, ada yang memiliki skill sebagai pelaku, ada pula yang memiliki skill sebagai [...]
***
Seorang pemimpin sejati haruslah memulai kepemimpinannya dengan diri sendiri. Sebelum mengolah sesuatu di luar diri, ia harus dapat mengolah dirinya sendiri. Kegagalan para pemimpin kita selama ini semata-mata karena kegagalan mereka memimpin diri, membawa diri, mengolah diri.
Siapa sangka, khazanah budaya asal Indonesia punya segudang pelajaran dan pedoman bagi pemimpin agar mampu mengatasi berbagai masalah… termasuk krisis multi-bentuk yang saat ini masih melanda negeri tercinta.
Kisah-kisah pewayangan semisal lakon kehidupan Rama dan Sinta, sarat dengan petuah tentang kepemimpinan sejati. Sungguh sayang, simbol-simbol wayang yang penuh makna ini, mulai tersingkirkan…padahal, bagi penulis buku ini, pemimpin yang tak menghormati budaya sendiri, tak mampu menggapai masa depan yang cerah.
Buku ini merupakan “ramuan paling pas” dari filosofi kepemimpinan dari bumi Nusantara… di antaranya dari Negara Kertagama dan Astha-Brata…dengan kiat kepemimpinan modern ala Stephen Covey dari Barat. Sangat substantif, namun tetap ringan dan praktis.
Disajikan dalam “aroma kasih” khas Anand Krishna, buku ini harus menjadi bacaan wajib bagi setiap orang yang ingin mendalami tentang seni kepemimpinan sejati.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan dari sampul buku ” Self Leadership – Seni Memimpin Diri “.Cetakan pertama: Juli 2004. Ditulis oleh Anand Krishna bersama Para sahabat dan Instruktur.  Diterbitkan oleh: PT. One Earth Media.

0 komentar:

Post a Comment