Friday, January 6, 2012

Renungan Harian: Sarana Penunjang Meditasi

Renungan Harian Renungan Harian – Penunjang  Meditasi

ditulis oleh Anand Krishna

***
[... ] Kita pikir, sudah ke dokter – ya sudah cukup. Padahal, diperiksa oleh dokter hanyalah langkah awal. Yang penting adalah obat yang diberikan.
Kita rajin mendatangi masjid, pura, gereja, vihara, atau kuil. Kita pikir, itu sudah cukup. Padahal belum apa-apa. Mendatangi tempat-tempat ibadah, ibarat mendatangi seorang dokter.
Yang penting, justru langkah berikutnya. Langkah yang tidak pernah kita ambil. Kita berhenti di tempat-tempat ibadah. Kita berhenti pada permukaan agama. Kita lupa menyelami esensi agama. Lalu kita mengeluh,”Aduh, aku kok belum sehat-sehat?”
Lalu kita cari dokter yang lain. Kita ke tempat ibadah yang lain. Kita ganti agama. Semuanya sia-sia. Jika Anda tidak mematuhi anjuran dokter, jika Anda tidak minum obat yang ia berikan, kunjungan Anda ke dokter mana pun tidak ada gunanya.
Lewat renungan harian ini, saya mengajak Anda untuk menyelami ajaran para nabi, para mesias, para guru. Kata-kata mereka dapat dijadikan sarana meditasi. Renungkan maknanya. Selami artinya.
Di atas segalanya, lewat Renungan Harian ini saya ingin mengajak Anda untuk menyelami, masuk dan menjalani Millennium Baru dengan Semangat Baru. Semangat lama yang cenderung mengkotak-kotakkan manusia berdasarkan agama dan kepercayaan terbukti hanya menghasilkan peperangan, permusuhan, pertikaian, pertengkaran.
Sudah waktunya, kita menemukan nilai-nilai baru yang dapat mempersatukan umat manusia. Dan untuk itu, kita membutuhkan pemahaman baru, pengertian baru tentang agama apa saja yang kita anut. Kita perlu mendefinisikan kembali ajaran-ajaran agama kita. Dan, yang paling penting, kita perlu menyadari adanya – dan lebih-lebih mengapresiasi, menghargai, dan membiarkan diri diubah oleh – Kebenaran dalam setiap agama, dalam setiap kepercayaan, dalam setiap ajaran luhur.
Saya ingin mengajak Anda untuk melakukan ziarah spiritual, bukan sekedar ziarah intelektual. Salami Siddhartha dan Isa dengan rasa hormat yang sama ketika Anda menyalami Muhammad. Salami para bijak dari Timur Tengah dan Cina, dengan kehangatan yang sama ketika Anda menyalami para bijak dari India. Mengapa? Karena pada dasarnya mereka mengatakan hal yang sama. Bahasa mereka berbeda, tetapi inti pesan mereka sama.
Renungan Harian ini bukan sekedar buku, tetapi merupakan sarana untuk meditasi. Tidak perlu menelan lebih dari satu “pil renungan” setiap hari. Persis seperti resep dokter – 1x sehari, selama 365 hari. Dan, Insya Allah, Anda akan memperoleh kesehatan jasmani dan rohani! [...]
Tanpa refleksi, hidup menjadi tak berarti. Tanpa renungan, hidup menjadi dangkal, bobot sirna, dan kita terperangkap dalam pengejaran tanpa arah. Kesetanan memburu sesuatu, tetapi tidak mencapai apa pun. Ribut mendaki anak tangga, hanya untuk menyadari bahwa tangga itu bersandar di tebing yang salah. Tragis!
Renungan Harian adalah sarana meditasi yang akan membuat hidup Anda penuh makna dan isi. Khasanah rohani dari berbagai tradisi yang disajikan dalam buku ini akan mengisi hidup anda dengan apresiasi terhadap kekayaan jiwa, yang selama ini Anda sikapi dengan penuh prasangka dan curiga. Harta rohani itu akan membuka berbagai cakrawala baru bagi Anda. Dan … lihatlah: anda akan tetap hidup dalam kotak, tetapi tanpa terkotak; Anda akan merambah semua ruang, melintas semua batas, lembut dan cerdas, karena Anda direngkuh oleh Sang Keberadaan yang Maha Luas.
***
Tulisan di atas  adalah kutipan-kutipan dari buku “Renungan Harian- Penunjang Meditasi” , cetakan ketiga:Juni 2002 . Ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT Gramedia Pustaka Utama. (Cetakan pertama: November 1999)

0 komentar:

Post a Comment