Friday, January 6, 2012

Sexual Quotient: Melampaui Kamasutra

kamasutraSexual Quotient – Melampaui Kamasutra Memasuki Tantra

oleh Anand Krishna

***
Buku ini, Sexual Quotient, Melampaui Kamasutra Memasuki Tantra, diterbitkan dalam rangka memperkaya perspektif kita dalam melihat seks.
Selama ini, umumnya kita memandang seks dengan dua macam cara pandang belaka: Menjauh atau menikmati sepuas-puasnya.
Pada titik ekstrim, kedua cara pandang ini menghasilkan dua kelompok masyarakat yang berbeda dan bahkan saling bertolak belakang. Inilah yang dapat kita lihat dari prilaku kelompok masyarakat yang sangat terpengaruh oleh doktrin yang tertutup di satu sisi, serta masyarakat yang hanya mengejar kesenangan duniawi (baca: hedonism) di sisi lain.
Tiada cukup banyak kajian secara jernih terhadap topik ini, akhirnya membuat kita semua hanya menerima begitu saja perspektif umum yang berlaku dalam masyarakat kita. Padahal, tanpa kita sadari, warisan budaya yang kita miliki dalam wilayah peradaban Hindia ( yang membentang dari Pakistan modern hingga ke ujung Timur Kepulauan Nusantara) sebenarnya pernah menyediakan harta berharga berupa nilai-nilai filosofi yang tinggi untuk menempatkan seks dalam konteks evolusi kemanusiaan.
Buku ini adalah upaya untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai filosofi yang tinggi di balik seks. Dalam buku ini, seks tidak ditempatkan sebagai tujuan utama, tetapi [...]
Kamasutra dalam pengertian secara generik, bukanlah milik sebuah Negara yang kita sebut India, tetapi milik keseluruhan dari wilayah peradaban yang oleh para pedagang dari Timur Tengah zaman dahulu, disebut Hindustan. Wilayah luas yang mencakup Gandhaar (sekarang Qandahar dan merupakan bagian dari Afganistan) hingga perbatasan Astraalaya (sekarang Australia) betul-betul merupakan wilayah Peradaban, dan bukan sebuah Negara atau Imperium. Negara-negara yang ada dalam wilayah peradaban ini bebas, merdeka, termasuk kepulauan Nusantara.
Maka, tidak heran pula bila di Jawa dan Bali kita masih bisa menemukan lotar-lontar kuno yang bicara tentang Kama. Secara [...]
Selama ini banyak di antara kita menganggap seks sebagai sesuatu yang tabu dan “kotor” – wajar saja. Kita memang jarang membahasnya secara terbuka. Akibatnya, seks cuma dianggap sebagai cara untuk melampiaskan nafsu belaka.
Padahal, budaya Nusantara di masa lampau menempatkan seks sebagai anak tangga pertama menuju cinta kasih – lewat Kamasutra. Lebih dari itu…lewat Tantra, nafsu seks diolah untuk meningkatkan kesadaran. Demi evolusi spiritual.
Seks dapat menjadi jalan mencapai Kesadaran Supra.
Buku ini mengajak kita untuk menjadi “beradab” lewat seks. Dan sesungguhnya, bila sudah mampu mengendalikan dan mengolah nafsu seks, barulah kita bisa beradab sebagai bangsa…
***
Tulisan di atas  adalah kutipan dari sampul buku berjudul “Sexual Quotient – Melampaui Kamasutra Memasuki Tantra . Ditulis oleh Anand Krishna.  Diterbitkan oleh: PT. One Earth Media.

0 komentar:

Post a Comment